Oleh: arkeologibawahair | 9 September 2011

Survei Peninggalan Bawah Air di Sungai Balang Beru dan Je’neberang

Persiapan peralatan dan briefing singkat sebelum turun ke air

purbakalamakassar.budpar.go.id, Rabu, 11 Mei 2011 – Sesungguhnya material cagar budaya tidak mampu mempertahankan kondisi fisiknya sebagaimana keadaan awalnya. Hal ini disebabkan kondisi internal maupun pengaruh eksternal dimana benda tersebut berada. Umumnya benda cagar budaya sudah berusia lama sehingga memiliki sifat yang rapuh. Oleh karena itu akan semakin mengalami degradasi kualitas maupun kuantitas jika tidak segera dilakukan tindakan penyelamatan. Penyelamatan benda yang terdapat di bawah air dapat dilakukan dengan kegiatan antara lain updating.

Kegiatan updating peninggalan cagar budaya bawah air adalah kegiatan pemuktahiran data peninggalan bawah air yang dilaksanakan sesuai program kerja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala khususnya kelompok Peninggalan Bawah Air pada tahun anggaran 2011. Kegiatan updating peninggalan cagar budaya bawah air di sungai Jeneberang dan sungai Balang Beru Kabupaten Gowa dilaksanakan pada 15 sampai dengan 22 April 2011. Pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan Surat Perintah Tugas yang dikeluarkan oleh Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar dengan nomor; KP.105/817/BPPP.MKS/KKP/2011 tanggal 14 April 2011.

Kegiatan updating merupakan bagian dari kegiatan survei sebagai salah satu bentuk dari kegiatan penyelamatan cagar budaya yang terancam keselamatannya baik karena faktor alam maupun karena kegiatan manusia (vandalisme) termasuk untuk menghindari dampak negatif pembangunan terhadap pelestarian cagar budaya khususnya yang berada di bawah air sesuai amanat Undang Undang RI No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Kegiatan ini meliputi pengumpulan data lapangan secara langsung yang bertujuan untuk melakukan pencarian terhadap kemungkinan adanya struktur dinding benteng yang terpendam di bawah air. Hal ini merupakan tindak lanjut dari adanya informasi masyarakat yang berdomisili di sekitar benteng Somba Opu atas nama Daeng Bali yang menuturkan tentang penemuannya berupa susunan batu bata yang memanjang Timur Barat di Sungai Je’neberang pada tahun 1995, kemudiaan di sungai Balang Beru pada tahun 2000, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar pernah melakukan survei bawah air. Laporan menyebutkan adanya indikasi struktur yang diduga sebagai bagian dari dinding Benteng Garassi.

Tim pelaksana kegiatan ini adalah pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar khususnya Kelompok Kerja Peninggalan Bawah air yang berjumlah 11 (sebelas) orang dengan Dra. Nusriat sebagai pemimpin kegiatan.

Lokasi penyelaman pertama yang merupakan sungai Je’neberang

Dari hasil penyelaman di kedua lokasi ditemukan beberapa potongan bata yang diidentifikasi sebagai bata kuno namun kondisinya tidak lagi membentuk struktur sebagaimana dugaan awal yang merupakan sambungan awal struktur benteng Somba Opu di sisi selatan (sungai Balang Beru) dan di sisi timur laut (sungai Je’neberang). Temuan-temuan tersebut–termasuk temuan batu karang–kemudian diangkat beberapa buah sebagai sampel untuk kepentingan analisis lebih mendalam.


Tinggalkan komentar

Kategori