Oleh: arkeologibawahair | 19 Oktober 2011

Hasil Survey, ‘Fyenord’ Bukan Kapal Perang

beritajatim.com, Jumat, 15 April 2011 – Bangkai kapal ‘Fyenord’ yang ditemukan tenggelam di perairan pulau Giliraja kecamatan Giligenting kabupaten Sumenep ternyata bukan kapal perang seperti dugaan semula, melainkan kapal dagang Belanda.

Kepastian itu terungkap setelah turun tim dari Lanal Batu Poron yang melakukan penyelaman dan penelitian.

Danlanal Batu Poron Madura, Letkol Murcoriyono, Jumat (15/04/11) menjelaskan, dalam penelitian tersebut, 10 penyelam diturunkan, termasuk anggotal Lanal, untuk mengecek bangkai kapal.

“Hasil penelitian dan pengecekan tersebut, kapal ‘Fyenird’ dipastikan bukan kapal perang, melainkan kapal buatan Belanda tahun 1914, yang merupakan kapal dagang untuk mengangkut rempah-rempah,” kata Murcoriyono.

Ia memaparkan, dalam kapal tersebut tidak ditemukan harta karun, ataupun senjata, yang mengindikasikan sebagai kapal perang. “Tidak ada tanda-tanda bentuk kapal perang, dan tidak menyebut ‘Navy’, sehingga dipastikan kapal itu memang kapal dagang Belanda,” ujarnya.

Karena itu, kata Murcoriyono, masyarakat tidak perlu khawatir lagi terhadap keberadaan bangkai kapal tersebut, yang semula diduga berisi bom aktif atau senjata, mengingat kapal itu dianggap sebagai kapal perang.

“Jadi sekarang ini aman. Itu cuma kapal dagang. Tapi nelayan tetap harus hati-hati, karena keberadaan bangkai kapal itu saat laut surut kelihatan, dan bisa mengganggu pelayaran,” imbuhnya.

Murcoriyono mendukung apabila bangkai kapal tersebut disingkirkan agar tidak mengganggu alur pelayaran rakyat. “Bahasa kami, bangkai kapal itu bisa mengganggu navigasi. Jadi memang lebih baik kalau disingkirkan. Tapi semua tergantung pada Pemerintah Daerah. Kami serahkan sepenuhnya kebijakan pada Pemerintah Sumenep,” tutupnya sambil tersenyum.

Sebelumnya, bangkai kapal ‘Fyenord’ nomor lambung 455-456 buatab Rotterdam Belanda ditemukan di perairan Giliraja, sekitar 800 meter dari bibir pantai pada kondisi air surut. Kapal dengan panjang 50 meter dan lebar 7 meter itu terlihat dari permukaan dasar laut setinggi 1,5 meter. Selebihnya masih tertutup lumpur. [tem/kun]


Tinggalkan komentar

Kategori